//
you're reading
Kesehatan, Konseling

KONSELOR MENYUSUI BANTU TINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI

Pola pemberian makanan terbaik bagi bayi dan anak adalah memberikan hanya ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan; meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur 24 bulan; dan memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) kepada bayi mulai usia 6 bulan. Pemberian ASI tidak sekedar rekomendasi WHO tetapi diakui agama sebagai makanan bayi dan anak ciptaan Tuhan yang tidak dapat digantikan dengan makanan dan minuman yang lain.

Ketersediaan konselor menyusui di fasilitas pelayanan kesehatan turut mempengaruhi peningkatan keberhasilan pemberian ASI. Oleh karenanya, Kemkes mengupayakan agar setiap pelayanan kesehatan terutama di Puskesmas dan RS tersedia konselor menyusui akan membantu para ibu yang memiliki kendala memberikan ASI.

Demikian sambutan Menkes yang dibacakan Dirjen Bina Gizi dan KIA dr. Slamet Rijadi Yuwono pada acara Temu Nasional Konselor Menyusui ke I sebagai rangkaian kegiatan Pekan ASI Sedunia (PAS) 2011, di kantor Kemkes, Jakarta (11/8). Acara yang dihadiri 500 konselor menyusui dari perwakilan pusat, seluruh provinsi dan se Jabodetabek ini dilanjutkan dengan peresmian Ikatan Konselor Menyusui Indonesia (IKMI).

Menurut Menkes, selain ketersediaan konselor menyusui, aspek lain yang perlu mendapat perhatian adalah komunikasi. Dengan komunikasi yang baik, pesan tentang manfaat pemberian ASI akan makin cepat sampai ke masyarakat. Komunikasi dapat dilakukan melalui media massa atau memanfaatkan jaringan elektronik berupa website dan jaringan internet.

“Dukungan terhadap kegiatan menyusui saat ini baru mencakup dua dimensi yaitu dimensi waktu (dari kehamilan hingga penyapihan) dan dimensi tempat (rumah, masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan). Padahal kehadiran kedua dimensi tersebut belum lengkap dan belum berdampak optimal apabila tidak disertai dimensi ketiga ‘Komunikasi’”, jelas Menkes.

Komunikasi merupakan bagian penting dalam melindungi, mempromosikan dan mendukung kegiatan menyusui. Gabungan ketiga dimensi tersebut akan memberikan dampak ganda terhadap keberhasilan menyusui dan peningkatan cakupan pemberian ASI secara eksklusif, tambahnya.

Mengutip Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2004 – 2009, Menkes menyatakan cakupan pemberian ASI eksklusif pada seluruh bayi dibawah 6 bulan (0–6 bulan), meningkat dari 58,9% (2004) menjadi 61,3% (2009). Demikian pula dengan cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif terus menerus dari usia 0 sampai 6 bulan, meningkat dari 19,5% (2005) menjadi 34.3% (2009).

“Meskipun ada kenaikan cakupan, tetapi keadaan ini belum menggembirakan, sehingga diperlukan upaya yang makin kuat dan komprehensif diantara para pemangku kepentingan”, kata Menkes.

Gencarnya promosi pemberian susu formula merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belum optimalnya pemberian ASI eksklusif. Faktor lain adalah belum baiknya penerapan Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (10 LMKM), serta kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya ASI.

“Pemerintah terus menerus mendorong dilakukannya peningkatan kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI maupun MP-ASI, peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana KIE ASI dan MP-ASI serta pembinaan kelompok pendukung ASI dan MP-ASI”, jelas Menkes.

Keberadaan Peraturan Pemerintah tentang Pemberian ASI yang saat ini dalam proses finalisasi akan menyediakan lingkungan yang kondusif bagi pemberian ASI secara eksklusif, tambahnya.

Tema Pekan ASI Sedunia tahun ini adalah “Talk to Me Breastfeeding a 3D Experience” dimaknai menjadi “Katakan Padaku! Menyusui Menakjubkan, Mari Kita Bantu”. Minggu pertama Agustus setiap tahun dijadikan sebagai Pekan ASI. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran semua pihak tentang pentingnya ASI bagi bayi dan perlunya dukungan bagi ibu dan bapak dalam mencapai keberhasilan menyusui bayinya.

Pada kesempatan tersebut Menkes mengajak semua pihak untuk menjadikan Pekan ASI tahun ini sebagai awal kebangkitan pelaksanaan pemberian konseling menyusui kepada para ibu yang membutuhkan.

“Bantuan dan komitmen yang tinggi dari para konselor akan dapat meningkatkan cakupan pemberian ASI dan akhirnya dapat diciptakan generasi penerus yang berkualitas. Pemberian ASI yang tepat, tidak saja meningkatkan asupan gizi sehingga anak tumbuh dan berkembang optimal, juga penting dalam memelihara kesehatan sebagai suatu investasi bangsa yang sangat tinggi di masa kini dan masa yang akan datang”, tegas Menkes.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021)52960661, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567, atau alamat e-mail kontak@depkes.go.id

sumber : http://www.depkes.go.id

Discussion

No comments yet.

Mari Berikan Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: