Toleransi Kebablasan merusak Syahadat

Hidup berdampingan dengan tetangga Nonmuslim sudah sejak lama sy lakukan. Bersekolah, Belajar, dan bertukar pikiran dgn mereka jg sudah kualami sejak Sekolah Dasar, bahkan hingga SMP, SMA, dan perguruan tinggi.

Dan sy kira beberapa dari anda juga mengalaminya.

Di SMA Sy duduk sebangku dengan teman nonmuslim, bangku depan sy jg teman nonmuslim, pun demikian dengna bangku yg ada dibelakang sy. dan jujur mereka banyak membantu sy, memberikan begitu banyak kebaikan dan pertolongan.

Dahulu Kadang kt jalan sama2, makan kekantin sama2, nonton sama2, main PS sama2, dan tentu sj belajar sama2 setiap hari.
Kadang jg saling bercanda tanpa saling menghina keyakinan masing2.

Dan yg patut disyukuri Hubungan kami masih tetap baik hingga hari ini. Tidak hanya dgn sy tapi jg dengan teman2 sekelas kami dahulu yg muslim.

Namun ketika hari raya keagamaan masing2 kita rayakan tak ada ucapan “SELAMAT” krn itu hal yg prinsip dalam agama kami.

Begitulah kami yg dahulu masih awwam dgn ilmu agama dan hidup agak jauh dari nilai2 keagamaan memaknai toleransi.

Sehingga pantaslah kami terheran2 dengan adik2 mahasiswa yg hampir tiap hari belajar tentang agama di Kampus Islam Negeri namun kebablasan dalam memaknai toleransi. Semoga mereka mendapatkan hidayah

Hemat sy, harusnya mereka ke panti jompo sj, panti jompo orang2 nonmuslim yg ditinggalkan oleh keluarganya dan menyuapi mereka setiap hari, ini lebih riil, sebagaimana yg dilakukan dahulu oleh Nabi kita. dari pada harus ke tempat ibadah agama lain dan merayakan cuman sekali setahun.

Atau mungkin mereka lagi belajar melakukan pencitraan alias toleransi omongdoang. grin emotikon

Sekali lagi, Awas kebablasan dalam toleransi, krn konsekuensi nya syahadat anda bisa BATAL.
Wallahu’alam

Jawa Barat, di pagi hari tanggal 27 Desember 2015