//
you're reading
Komunikasi, Konseling, Opini, Pendidikan, Psikologi Komunikasi, psikologi Pendidikan, Psikologi Sosial

Sinetron Sebagai Guru Bangsa

Akhir-akhir ini isu tentang pendidikan berkarakter kembali berhembus. Hal ini disebabkan karena kurangnya atau bahkan tidak adanya lagi karakter yang dimiliki oleh bangsa ini, terkhusus lagi kepada generasi mudanya.

Maraknya aksi perkelahian antar pelajar baik ditingkat SMA ataupun SMP dan ditambah dengan pergaulan bebas yang terjadi dikalangan anak muda rasanya menjadi bukti akan hal itu. Pola kehidupan hedonis terlihat jelas dari aktivitas mereka bahkan ada semboyan yang mengatakan bahwa “masa muda hura-hura, masa tua kaya raya, ketika mati masuk syurga.” Sungguh semboyan yang menyejukkan hati para pemuda pemuja hawa nafsu.

Fenomena perilaku remaja yang serba bebas dan serba terbuka, dari segi penampilan, memang akhir-akhir ini sangat pesat perkembangannya. Dan mengapa hal ini terjadi??? Penyebabnya disebabkan karena para pemuda saat ini menjadikan para bintang-bintang artis film dan sinetron serta para personil-personil band sebagai nabi-nabi mereka yang patut dicontoh dan ditiru.

Coba anda saksikan bagaimana konten isi sinetron yang ada di televisi anda. Bagaimana cara mereka berpenampilan dan bergaul? Film-film yang ditayangkan telah mengajarkan generasi muda, mulai dari anak-anak usia dini hingga para remaja, bagaiaman cara berpenampilan dan bergaul sesama anak muda. Hal ini secara tidak langsung akan membentuk karakter mereka. Karena hal yang terus diulang dan diulang akan diterima sebagai sebuah kebenaran(prinsip dasar hipnotis).

sinetron telah mengajarkan anak anda berbagai macam nilai yang dianggap semestinya dilakukan oleh anak muda, walau bertentangan dengan norma agama, dan jika tidak dilakukan maka mereka akan dianggap kuno, tidak gaul, katro, dan segala macam julukan-julukan yang mendiskreditkan bagi mereka yang tidak mengikuti budaya sinetron. Anak muda yang tidak keluar malam di anggap kuno, mereka yang tidak ke diskotik dianggap ketinggalan jaman, dan yang tidak pacaran dianggap tidak gaul.

Begitulah karakter bangsa kita diciptakan, malalui kotak kecil yang ada dikamar-kamar mereka, dan yang ada diruang-ruang keluarga anda. Sehingga mucullah para pemuda yang larut dalam nyanyian ketika putus cinta, dan pemudi yang rela mengakhiri hidupnya karena ditinggal oleh kekasihnya. Mereka adalah pemuda-pemuda yang loyo dan berkarakter lemah.

Jika hal ini terus terjadi kepada para generasi muda kita bukan tidak mungkin bangsa kita akan melahirkan para pemimpin-pemimpin bermental lemah yang tidak mampu membawa perbaikan kepada bangsa kita, akan tetapi malah memperburuk keadaan kita saat ini.
sumber gambar : http://faktadanberita.blogspot.com/2011/11/10-adegan-yang-selalu-ada-di-sinetron.html

Discussion

24 thoughts on “Sinetron Sebagai Guru Bangsa

  1. Anda benar sekali, bahkan saya sudah “mengharamkan” dirumah saya adanaya sinetron………..

    tidak ada kata – kata buat saya untuk mengungkapkan ketidaksukaan saya dengan sinetron…..

    karena KPI sepertinya suka sinetron semua…..sampai – sampai mereka tidak bisa menyaring mana sinetron yang mendidika moral bangsa dan mana yang merusak moral bangsa….maunya membangun karakter bangsa menjadi bangsa dengan karakter dan moral yang lebih baik tapi sinetron yang ada di media televisi , saya rasa tidak ada yang mendukung itu!

    Posted by taryonosantoso | March 30, 2012, 9:30 am
  2. ^_^
    terima kasih banyak atas dukungannya pak… saya pribadi juga melakukan hal yang sama, sayangnya keluarga di rumah masih belum sadar akan hal ini.

    terima kasih….

    Posted by Amirullah Daeng Sibali | March 30, 2012, 8:37 pm
  3. mari buat program “matikan TV”… 😀

    Posted by Marczumi Rumambay | March 31, 2012, 12:10 am
  4. Katakan TIDAK pada teve … yang penting internet nyambung terus hehe 😀

    Posted by elfarizi | April 4, 2012, 1:56 am
  5. tergantung yang individu yang menonton siehh !!! namun, cenderung akan berpengaruh misalnya anak yang masih labil terbawa arus.

    Lembaga sensor film juga entah bagaimana standarisasinya dalam menilai film layak tonton.

    Posted by Musdalifah Yasin | April 5, 2012, 8:45 pm
  6. huhuhu,… tentang sinetron yah,..

    ibuk aku sring tuh nonton yg bgitu,.. hbis lebih mudah dicerna,.. kdang2 seru,.. [mski kadang2 mudah ditebak] tpi kadang2 buat gregetan sendiri,…

    tapi lebih seru lagi nonton penontonnya loh,…
    bnyak kok segi positif yg bs diambil,..

    Posted by Dewa Putu A.M. | April 6, 2012, 3:10 pm
  7. kalo saya lebih baik baca manga dari pada nonton sinetron..

    Posted by Arie | April 6, 2012, 9:02 pm
  8. Dunia pendidikan indonesia, sungguh suuuraaammmmm…

    Posted by chuckybugiskha | April 7, 2012, 4:13 am
  9. bahkan guru saya pun pernah bilang kalo itu SAMPAH, dan saya sangat setuju.

    Posted by cumakatakata | April 8, 2012, 10:24 am
  10. Untung sy gak punya tv gan,jd gak pernah nonton sinetron,paling liat acara sepak bola.. 🙂
    Salam blogger…

    Posted by Asyim | April 8, 2012, 9:30 pm
  11. Satu-satunya sinetron yang saya suka cuma ada di bulan Ramadhan, Para Pencari Tuhan. 🙂

    Posted by nandobase | April 11, 2012, 9:30 am
  12. Tulisan yang pernah saya baca. Tapi tetap aktual ya. Karena makin hari, sinetron kian kuat mempengaruhi generasi muda bahkan remaja dan anak-anak. Liat saja di iklannya, banyak sinteron yang mengeksploitasi kehidupan anak-anak dan remaja disertai penggambaran hedonisme.

    Makasih, Daeng, sudah saya catat 😀

    Posted by elfarizi | August 24, 2012, 11:20 pm
  13. Ada award nih sekaligus pengumuman Elfrize. Cek, ya, kawan-kawan 🙂

    http://elfarizi.wordpress.com/2012/10/30/akhirnya-ini-dia-pemenangnya/

    Posted by elfarizi | October 30, 2012, 10:49 am

Mari Berikan Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: