Aksi demonstrasi mahasiswa yang marak terjadi belakangan ini, terkait isu kenaikan BBM, sangat disayangkan karena kebanyakan berakhir dengan bentrokan.
Aksi beringas demonstran mahasiswa mengakibatkan banyak kerugian bagi masyarakat. Hal ini tentu sangat disayangkan mengingat masyarakatlah yang mereka perjuangkan. Ataukah para pengguna jalan bukan masyarakat??? Lalu siapa yang mereka maksud sebagai masyarakat?
Kejadian teranyar adalah aksi mahasiswa di depan pintu I kampus UNHAS Makassar. Mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi juga melakukan pengrusakan terhadap SPBU yang ada diseberang jalan pintu kampus. Selain itu mahasiswa juga merusak kendaraan yang sedang melintas. Untuk berita ini selengkapnya klik di http://www.fajar.co.id
AWAS KORUPTOR!!!
Pengrusakan yang terjadi saat mahasiswa beraksi memang kerap terjadi, mulai dari pengrusakan fasilitas umum hingga pengrusakan fasilitas gedung-gedung pemerintahan, bahkan kemacetan yang merugikan pengguna jalan (padahal mereka juga rakyat) sepertinya sudah menjadi sebuah kewajaran.
Merusak fasilitas umum dan fasilitas-fasilitas pemerintahan seharusnya tidak kita lakukan karena itu bisa menjadi sasaran empuk para koruptor. Dana yang seharusnya dialokasikan ke hal lain yang lebih penting harus dialihkan kepada perbaikan fasilitas yang sebenarnya bisa dihindari.
Dana perbaikan ini sangat mungkin dipermainkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya dengan cara mengurangi anggaran perbaikan, dan memasukkannya ke rekening pribadi mereka. Hal itu mungkin saja.
Dengan kata lain aksi pengrusakan mahasiswa yang dilakukan saat aksi penolakan kenaikan BBM atau aksi-aksi lainnya, seperti aksi anti korupsi, bisa saja menjadi cikal bakal munculnya kesempatan bagi para oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
Olehnya itu saya pribadi sangat berharap teman-teman mahasiswa bisa menyampaikan aspirasinya dengan cara yang santun, dengan cara itu kita bisa menunjukkan bahwa kita adalah agen of change, the next leader, dan banyaklah lagi istilah lain yang sering diberikan kepada kita sebagai Mahasiswa.
picture source : www.mediaindonesia.com
stuju sob, emang shrs’a mhasiswa sbgi bagian dr kaum intelektual hrs’a bisa mnyampaikan aspirasi’a dngn intelektual’a jg. 🙂
spakat!!!
yg jelas setiap masyarakat/mahasiswa demonstrasi kebanyakan ga ada titik temunya dan sedikit sekali yg berhasil atau mendapat tanggapan untuk direalisasikan … 😦
setuju kawan..:)
apa juga itu..katanya mahasiswa..kenapa jadi mahasiwa..
plus membantuu bikin alasan pejabat untuk korupsi lagi…
ckckckckck…
setuju kawan..:)
apa juga itu..katanya mahasiswa..kenapa jadi mahasiwa..
plus membantuu bikin alasan pejabat untuk korupsi lagi…
ckckckckck…
Yups… kita patut apresiasi semangat kawan2 yang turun ke jalan untuk membela rakyat, tapi kita TIDAK respect kalo mereka malah membuat aksi yang menimbulkan kerusuhan dan pengrusakan
haruskah kita melakukan bakar diri sperti halnya sondang hutagalung ketika semua aspirasi kita tidak dihiraukan, jangan bodoh…
bentuk demonstrasi apalagi yang menurut anda akan dihiraukan oleh pemerintah….jahit mulut, bakar diri, mogok makan atau apa lagi ?, kekesalan mahasiswa sudah memuncak, klo memang harus melakukan perusakan, itupun karena untuk menghindari kerugian yang lebih dari sekedar materi…
yang saya tanyakan adalah harus dalam bentuk apa lagi demo yang menurut anda efektif ???,
saya yakin….Indonesia akan semakin terpuruk selama masih mengagungkan demokrasi yang tidak jelas, karena sebenarnya masyarakat indonesia belum tahu demokrasi yang sesungguhnya.
yang mereka pahami, demokrasi adalah kebebasan….
saya tidak menyalahkan mahasiswa ketika melakukan demo dan juga tidak membenarkan, tapi yang saya tanyakan apa yang sebenarnya mereka perjuangkan ? masyarakat dan pemerintah tidak menginginkan perusakan, tapi tanpa perusakan tidak akan ada perbaikan.
yang selalu ak katakan dari dulu….demokrasi itu sangat mahal, karena setiap keputusan yang dibuat harus keluar miliaran rupiah, apapun itu…
pihak yang paling diuntungkan untuk negara demokrasi bukan rakyat atau pemerintah, tapi media dan pengacara…mereka pasti ada diposisi yang paling tertinggi…dinegara ini, dan ak yakin mereka lah yang akan menikmati indahnya demokrasi
mungkin karena kecendrungannya skarang media sepertinya membuat berita. bukan memberitakan berita..
terima kasih komentarnya… ^_^
untuk bapak taryonosantoso.
perlu kita ketahui bahwa pemerintah adalah gambaran rakyatnya… kalau pemerintah hari ini korup, kejam, keras kepala, dll lagi stigma negatif yang melekat kepada mereka, kita tidak perlu kaget karena toh kebanyakan hari ini masyarakat juga seperti itu.
maka dari itu untuk merubah bangsa ini kita musti mulai dari diri kita pribadi, kemudian, orang2 disekitar, baru kemudian kita bisa merambah ke wilayah yang lebih besar lagi seperti negara.
nah sekarang, sudah kah kita jujur dalam keseharian kita, sudah kah kita memiliki hati yang lembut, sikap yang ramah, dan lain sebagainya sifat dan sikap positif pada diri kita???
kalau kita yang punya sifat dan sikap positif udah dominan di negeri ini INSYA ALLAH negara ini juga akan baik dengan sendirinya….
dari penjelasan bapak Amirullah, sudah lama sekali saya mendambakan hal seperti itu, klo bicara mslah sikap , diri pribadi masyarakat indonesia tidak serta merta masyarakat sadar lalu akan berubah dengan sendirinya, karena disini pemerintah juga harus selalu bersama masyarakat, memfasilitasi dan membuat kebijakan – kebijakan yang mendukung adanya pembangunan moral masyarakat…
yang diperjuangkan selama ini oleh pemerintah adalah bagaimana mencerdaskan anak bangsa, bukan bagaimana membangun moral anak bangsa menjadi pribadi yang baik, akibatnya banyak orang cerdas tapi bermoral bejat, untuk menduduki kursi pemerintahan bukanlah orang – orang yang benar tapi orang cerdas. ditambah lagi pemimpin kita yang sekarang adalah orang – orang yang berijazah min Sarjana, dan tentu saja dia harus kaya, bagaimana mungkin bisa menghasilkan pemimpin yang arif, bijaksana dan berjuang murni untuk rakyat…menurut saya terlalu kompleks masalah di Indonesia, dan saya simpulkan bahwa ketidakberdayaan pemerintah kita karena adanya pengaruh asing, bagaimanakah caranya kita untuk lepas dari pengaruh asing….
itulah yang selama ini saya dambakan. tanpa itu selamanya kita akan seperti ini dan akan selalu terpuruk!!!
Allahu Akbar.
terima kasih kepada bapak taryonosantoso yang bersedia meluangkan waktu berbagi pikiran dengan anak kemarin sore seperti saya…. ^_^
menurut saya pribadi, karna rakyat tidak serta merta sadar dengan sendirinya,, kita musti punya tindakan langsung bagaimana agar kiranya mereka sadar??? upaya paling real saat ini adalah membentuk komunitas2 pengubah, dan hal itu sangat potensial seandainya dimulai dari masyarakat kampus. TAPI sayang saat ini mereka lebih asyik teriak2 pengen merubah dan mengajari pemerintah, padahal buang sampah ditempatnya aja kebanyakan mereka belum bisa, sholat lima waktu kebanyakan dari mereka juga masih bolong, seandainya hal kecil itu mereka udah bisa lakukan saya percaya usaha mereka tidak akan sia-sia karena InsyaAllah cepat atau lambat orang-orang seperti mereka perlahan akan makin banyak dan akan terwujudlah Indonesia yang kita cita-citakan bersama, aman sejahtera dan bebas dari tindakan sewenang-wenang penguasa…
kalau kita mengharapkan pemerintah yang bakal merubah rakyat, hal itu juga sangat sulit. contoh kecil adalah syariat Islam yang diterapkan di Aceh, walaupun demikian ternyata tindak kejahatan masih sering terjadi di sana. kenapa??? karena masyarakat yang dipimpin lebih banyak yang tidak mau tunduk dengan hukum Islam yang Mulia.
hal ini juga sejalan dengan konsep khilafah yang selalu digembor-gemborkan oleh teman-teman di HTI, mustahil khilafah akan tegak dipermukaan bumi ini jika khilafah belum tegak pada diri-diri pribadi kita masing-masing.