Beberapa waktu yang lalu saya melihat seekor kucing yang sedang tidur di atas sebuah tikar. tikus tersebut tampak nyenyak dalam tidurnya, bahkan tak memperdulikan gangguan yang kuberikan.
Dengan seksama saya mengamati kucing tersebut, dan terlihat bahwa ia sepertinya sedang bermimpi. Kakinya nampak bergerak-gerak seperti sedang beraktivitas.
Untuk menjawab rasa penasaran, saya langsung mencari-cari sebuah artikel di internet yang saya harap bisa menjawab pertanyaan ini.
Akhirnya saya nyasar kesebuah blog yang membahas masalah tersebut. Berikut penjelasannya
Penelitian yang dilakukan di tahun 2000 di Massachusetts Institute of Technology (MIT), membuat para peneliti Cambridge tidak hanya meyakini bahwa hewan memang bisa bermimpi, namun juga mimpi-mimpi itu merupakan mimpi yang kompleks yang melibatkan serangkaian peristiwa panjang yang mereka alami pada saat terjaga. Hasil dari penelitian itu, yang diterbitkan dalam jurnal Neuron tanggal 25 Januari 2001, menunjukkan bahwa tikus-tikus yang dilatih untuk berlari di sebuah jalur akan memimpikan pengalaman mereka itu.
Dalam penelitian MIT itu, tikus-tikus berlari dalam sebuah labirin berbentuk lingkaran sehingga mereka akan sampai di tempat makanan, sementara itu para peneliti memetakan aktivitas otak tikus dengan menggunakan elektroda. Para ilmuwan mendapati bahwa neuron-neuron dalam otak tikus akan aktif dengan pola-pola tertentu, bergantung pada posisi tikus di sepanjang labirin itu, dan juga bergantung pada apakah tikus itu bergerak atau diam. Para ilmuan juga mencatat adanya aktivitas neural yang terjadi dalam hippocampus, area dalam otak yang berkaitan dengan memori.
Ketika tikus-tikus itu tidur, elektroda-elektroda terus merekam aktivitas otak mereka. Seperti pada manusia, tikus juga mengalami berbagai tahapan tidur, dari tidur slow-wave hingga tahap REM atau rapid eye movement (pada manusia, tahapan ini merupakan tahapan dimana manusia mengalami mimpi).
Para peneliti MIT meneliti lebih dari 40 rekaman REM dari tikus-tikus itu. Ketika tikus-tikus itu tertidur, separuh dari mereka mengulangi pola neural yang terlihat selama latihan menyusuri labirin. Korelasinya sangat tepat sehingga para ilmuwan bisa menentukan dengan tepat dalam mimpi itu dimanakah posisi tikus berada dalam labirin dan apakah ia sedang diam atau berlari. Mereka menyimpulkan bahwa pengaktifan kembali ingatan-ingatan bisa jadi merupakan sebuah mekanisme untuk menanamkan sebuah pengalaman ke dalam memori jangka panjang. Penelitian ini merupakan sebuah contoh yang baik yang bisa menunjukkan setidaknya satu alasan mengapa hewan bermimpi. Seekor tikus yang mengingat bagaimana caranya menyusuri labirin dan “berlatih dalam tidurnya” akan menjadi tikus yang punya peluang lebih besar mencari makanan.
Sebelum ada penelitian itu, para ilmuwan hanya mengasumsikan bahwa hanya sedikit spesies hewan tertentu saja semisal lumba-lumba dan primata yang bisa melakukan pengingatan kembali memori yang kompleks yang ada di sekitar rangkaian berbagai peristiwa. Para peneliti MIT sekarang menyimpulkan bahwa tampaknya sebagian besar hewan memang bisa bermimpi dan mampu melakukan proses pemikiran yang kompleks dibandingkan yang diduga sebelumnya.
walaupun dalam penelitian tersebut yang digunakan adalah tikus, setidaknya bagi saya bisalah mewakili hewan secara keseluruhan
WALLAHU A’LAM!!!
Discussion
No comments yet.